Ini kali pertama saya membaca buku Indonesia yang mengambil latar di kejadian nyata. Apalagi kejadian nyata-nya adalah krisis finansial yang terjadi p Ini kali pertama saya membaca buku Indonesia yang mengambil latar di kejadian nyata. Apalagi kejadian nyata-nya adalah krisis finansial yang terjadi pada tahun 2008.
Kebetulan karena saya bekerja di bank dan mengalami langsung kondisi krisis pada tahun 2008 itu, saya mengerti banget perasaan dan tingkat urgensinya. Saya mengalami sendiri mengetahui bahwa ada bank yang gagal kliring (walaupun saya nggak tahu uangnya kurang berapa) dan bagaimana pasar uang antarbank menjadi bergejolak hanya dalam hitungan menit. Itu adalah situasi yang nggak akan mau saya alami lagi. Ih, bulu kuduk sampai merinding, lho.
Anyhoooo, saya nggak akan membahas persoalan teknis. Nanti berasa kuliah ekonomi, lagi. Tapi saya suka bagaimana Bang Tere menjabarkan teori ekonomi dalam dialog cerita. Yaaa, saya nggak bisa mengkonfirmasi bahwa semuanya benar, tapi saya yakin Bang Tere udah melakukan riset mendalam sampai berani nulis buku dengan genre dan cerita seperti ini. Satu aja sih yang agak ganjel (yang bisa saya ingat karena saya terlalu tenggelam dalam ceritaya)--disitu dibilang kalau SBI suku bunga acuan. Kayaknya tahun 2008 itu BI udah menetapkan BI Rate sebagai suku bunga acuan, deh. Ah, tapi ini ga materiil *abaikan*
Dari sisi penulisan, walaupun saya yakin kalau ditulis dalam bentuk POV orang ketiga, akan lebih baik--tapi ini juga udah seru kok. Pace-nya cepet banget, karena kan timeframenya cuma sekitar 3 hari. Saya mengabaikan timeline yang kayaknya agak mustahil (kayak naik pesawat yang selalu tepat waktu dan semua perjalanan mengelilingi Jakarta yang sepertinya nggak ada macet), tapi masih bisa ditoleransi, kok. Yang ganggu cuma dalam beberapa bab terakhir ketika penyergapan di bandara Ngurah Rai. Kok tiba-tiba jadi pakai POV orang ketiga--tapi mungkin ini adalah satu-satunya cara untuk menggambarkan keadaan di luar pesawat ya (makanya bang, pake POV orang ketiga aja kalau buat buku kayak gini... *maksa*).
Overall, this book is highly recommended. Saya bahkan menyuruuh teman-teman saya di kantor, teman-teman saya yang bekerja di pasar finansial (dan mengalami krisis 2008) untuk membaca buku ini. Ada yang saya paksa, malahan. Hihihihi...
Untung lanjutannya udah ada. So, now I am off to read the sequel.
Loading...
