Karkhemish atau Karkemis (/[invalid input: 'icon']kɑːrˈkɛm.ɪʃ/[1]) atau (bahasa Het: Kargamiš;[2] bahasa Yunani kuno: Εὔρωπος; bahasa Latin: Europus) adalah adalah kota kuno yang pernah dikuasai oleh Mitanni, Het dan Kekaisaran Asiria Baru. Kota ini kini berada di perbatasan antara Turki dan Suriah. Kota tetangga modernnya adalah Karkamış di Turki dan Jarabulus di Suriah (disebut juga Djerablus, Jerablus, Jarablos, Jarâblos).[1]

Peta Suriah pada milenium kedua SM.

Raja-raja Karkhemish kuno

sunting
Penguasa Tarikh pemerintahan
(Sebelum Masehi)
Catatan
Aplahanda ~ 1786 - 1766
Yatar-Ami ~ 1766 - 1764 putra Aplahanda
Yahdul-Lim ~ 1764 - 1745 putra Aplahanda
Piyassili atau Sharri-Kushukh ~ 1315 putra raja Hittit Suppiluliuma I
[...]sharruma putra Piyassilis
Shakhurunuwa putra Piyassilis
Ini-Teshub I ~ 1230-an
Talmi-Teshub ~ 1200
Kuzi-Teshub ~ 1170 memakai gelar "Raja Agung" setelah jatuhnya Hatti
Ini-Teshub II ~ 1100
Tudhaliya ~ 1100 either before or after Ini-Teshub II
Sapaziti
Uratarhunda ~ 1000
Suhi I ~ 975
Astuwalamanza
Suhi II
Katuwa ~ 900
Sangara 870-848
Astiru ~ 840
Yariri (regent) ~ 815
Kamani ~ 790
Sastura ~ 760
Astiru II (?)
Pisiri ~ 730-an raja terakhir, dikalahkan oleh Sargon II pada tahun 717 SM

Pertempuran Karkemis

sunting

Tempat ini merupakan lokasi Pertempuran Karkemis antara Babilon dan Mesir, yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, khususnya Kitab Yeremia pasal 46:2, dan juga dicatat dalam Tawarikh Babilonia, antara lain dalam Tawarikh Yerusalem. Dalam pertempuran itu, tentara Babel yang dipimpin oleh putra mahkota Nebukadnezar, mewakili ayahnya raja Nabopolassar, menghancurkan tentara Mesir yang dipimpin oleh Firaun Nekho. Akibat pertempuran itu, Babel menguasai sepenuhnya daerah-daerah Hamath dan Hatti (Suriah/Aram dan Palestina) yang sebelumnya dikuasai oleh Asyur.

Referensi

sunting
  1. ^ LDS.org: "Book of Mormon Pronunciation Guide" (retrieved 2012-02-25), IPA-ified from «kär-kĕm´ĭsh»
  2. ^ "Kargamiš." by D. Hawkins in Reallexikon der Assyriologie und Vorderasiatischen Archäologie. Walter de Gruyter (1980).

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting